Sabtu, 29 Oktober 2011

Di Persimpangan Aku Memilih Pintu Gelap

Di persimpangan aku terpasung sepi

berharap angin mengecup keputusan di telapak kaki

mengayun hati pada ilalang bergoyang

namun bumi enggan bergeming, hening...

Di persimpangan aku memelihara ombak

dada gemuruh meluruh menghanyutkan daun daun berlirik gundah

akan pilihan yang tak harus...

ada tabiat yang tak seperti  sungai, menolak muara, mencibir arus

Di persimpangan aku mendengar bisikan sekam

"hati pun bisa membusuk walau kau genggam...bukankah kau sipenikmat dunia?"

egoku akur mengangguk terasuk

naluri mencuri kesucian janji pada bunga-bunga

menuntun kaki yang teragitasi melangkah menuju...

lari, teruslah berlari wahai tungkai...songsong inginmu..!

menari, teruslah melentik wahai yang mimpi

jangan berhenti sebelum merengkuh...

kini gilirmu wahai jemari, melengkunglah laksa gelembung

ciptakan ketukan pada pintunya

temukan senyumnya yang dirilis misteri

rangkulnya bawaku ke dalam gelap lalu aku lenyap...

(medan/09/09/11)

2 komentar:

Pengikut

Buble