Kamis, 22 Desember 2011

Menjemput Puisi


Belum kutemukan cara melupakanmu
sungai kecil berair bening
bebatuan menanti kecupan
dan sepasang capung menari-nari
dan matamu,
yang tak pernah redup bagai mentari
memandang sunyi pada gemericik arus
menyeret hayal kita pada jeramnya
sore ini,
aku ingin mengenangmu
pada liukan asap rokokku
atau pada pancuran di kamar mandi
kupuaskan hingga menggigil
esok,
aku akan kembali  ke sungai kecil
walau tak pasti riaknya masih menari
sebab ku tahu kau telah jauh
akan kujemput sebuah puisi
pada bebatu yang masih setia.
(22 Desember 2011)

Untuk Suami Ibuku

Apa yang kau lakukan setelah bangun tidur di pagi hari

mandi, gosok gigi, seraya membiarkan bokongmu menyumpahi kloset

kemudian keluar bertelanjang dada sambil bersiul pongah menjumpai cermin

berlaga senyum dengan bayangmu yang letih membeo di sisi maya

sungguh rutinitas menjemukan yang biasa...



Seperempat jam kemudian,

sedikit tergopoh, kau selesaikan setelan seragam kebanggaanmu

menyetel gesper, angkat ketiak, semprat semprot

kembali jumpai cermin, senyam-senyum, narsis, gila

sungguh gaya memuakkan yang hilang ingatan...



Pulang menjelang malam

raga penat, mata ngantuk

tertidur di depan tivi

dinding menggeleng-geleng

ck..ck..ck..ck..ckk

sungguh perulangan yang menjemukan

eits...kau lupa

ada anak yang butuh bimbingan

ada kekasih yang perlu belaian

sementara kau t'lah jauh di alam mimpi



Bangun pagi,

kembali mandi,gosok gigi, lagi bokongmu menyumpahi kloset

bergegas terburu-buru

katamu waktu telah memburu

eits...

kau lupa telah seribu pagi

berulang tak berjeda





Cobalah!:

putar ulang waktumu

sejenak, ya sejenak saja

bertelanjanglah di depan cerminmu

tanpa handuk dan sehelai benangpun

bercakap-cakaplah dengan hatimu

maknai hidupmu yang seperti mesin

temukan dirimu yang :

   alpa mencium kening anak-anakmu setiap pagi

   lupa menyapa kekasih hatimu ditengah malam

   tak pernah keluar dari ruang tapa hingga hari menua





"Bangun ! Dan keluarlah ! Temukan sekelilingmu yang menantinanti...!



<hidup bukanlah sekedar perulangan...>



"Selamat Hari Ibu...."



201211

Oh...

Kuakui bahwa aku belum pernah menikmati manisnya racunmu
tapi masih saja kupelihara diam-diam di pucuk hayalku
walau kutahu kau tak pernah datang mengundangku
tapi bersikeras aku pada egoku
hingga menjadi dua sisi rupaku
                                         II
Berjuang aku untuk lurus di perjalanan
di kejauhan mereka melakukannya tanpa berbeban
karena tak ada yang istimewa pada langit yang bersisik ikan
aku saja yang melihatnya sebagai keajaiban
ketika ditanya aku juga tak pernah paham
                                         III
Kutatap lagi langit dengan heran
burung-burung terbang tak berbeban
kenapa aku selalu rajin menagih kenangan
padahal semesta selalu menawarkan pilihan
tak berbayar dan begitu menawan
oh...
(22Desember2011)

x

Sabtu, 17 Desember 2011

Nelayan Dan Ikan Keramat

Oh nelayanku...
Melautlah dengan semangat
Tepat pada senja yang semakin sekarat
Bawa bekal doa sanak kerabat
Arungi samudera dan selat
Esok merapat dengan selamat
Dermaga menanti meratapratap
Berharap kau bawa ikan keramat
'Tuk kau jadikan jimat
Agar hidupmu tak lagi melarat...

 

Senin, 05 Desember 2011

Kujelang Kau Di Pusaran Air



Galauku menggantung di pucuk nyiur yang resah dihalau angin
kujumput harapan yang tececer di butiran pasir
akan janji yang pernah kau titip pada karang di pantai ini

aku berdiri ketika matahari berlari mengejar senja yang terburu buru
gerombol domba putih menggulung-gulung di cakrawala
ombak masih memukul-mukul pantai dengan irama tak pasti
getarnya menusuk sampai ke hati
kutunggu kau pada setiap riak
kuharap kau di setiap kepakan camar
yakinku gitar tak akan ingkar pada senar
yang masih setia menggema nada di relung dada

garis pantai kini kian samar
ketika mentari terendam sebagian
kulihat kau lambaikan selampai
dalam nanar kukenali warnamu
dalam temaram ku akrab aromamu
tak sabar kujelang dengan gerakan tiga perempat

seketika aku di pusaran air
memeluk pelangi tubuhmu berpendar serupa cahaya
tarianmu menuntunku meliuk membentuk putaran
diiringi irama laut yang tiada risau
menari dan menari...
berputar dan berputar...
jelang dasar samudera
damai...
sunyi...
lalu aku hilang...

<aku berakhir di pantai galau...05/12/11>

Tuhan Jantung Dan Hatiku Tidak Salah...

Jantung belum berhianat untuk berhenti berdegup

Walau hati sering  cemburu karenanya

Tak mudah mendamaikan keduanya; jantung masih setia, sementara hati luka menganga oleh rasa yang hilang kendali.

Terbersit untuk memisahkan keduanya dari dada hingga raga terberai

Keluar dari rumah cintaNya...

Namun pintuNya selalu terbuka bagiku untuk kembali

Pada waktu yang tidak pernah dituntut untuk dikembalikan
walau kupenuhi dengan kebohongan.

Rumah cintaMu terlalu besar untuk ku sembunyi, ketika kumerasa telah pergi ternyata masih di beranda.

Nistanya aku yang mencipta noda pada lantai yang putih, sesaknya aku oleh nafasku sendiri yang busuk. 

Oh tidak, salahkan aku telah miliki jantung ini

salahkan aku telah agitasi hati ini

Tapi siapakah aku hingga berani menuntutMu?

Atau hilangkan saja aku...

S'bab hati dan jantungku tak pernah berbuat salah, berikan mereka pada yang lain...

Pengikut

Buble