Jantung belum berhianat untuk berhenti berdegup
Walau hati sering cemburu karenanya
Tak mudah mendamaikan keduanya; jantung masih setia, sementara hati luka menganga oleh rasa yang hilang kendali.
Terbersit untuk memisahkan keduanya dari dada hingga raga terberai
Keluar dari rumah cintaNya...
Namun pintuNya selalu terbuka bagiku untuk kembali
Pada waktu yang tidak pernah dituntut untuk dikembalikan walau kupenuhi dengan kebohongan.
Rumah cintaMu terlalu besar untuk ku sembunyi, ketika kumerasa telah pergi ternyata masih di beranda.
Nistanya aku yang mencipta noda pada lantai yang putih, sesaknya aku oleh nafasku sendiri yang busuk.
Oh tidak, salahkan aku telah miliki jantung ini
salahkan aku telah agitasi hati ini
Tapi siapakah aku hingga berani menuntutMu?
Atau hilangkan saja aku...
S'bab hati dan jantungku tak pernah berbuat salah, berikan mereka pada yang lain...
Walau hati sering cemburu karenanya
Tak mudah mendamaikan keduanya; jantung masih setia, sementara hati luka menganga oleh rasa yang hilang kendali.
Terbersit untuk memisahkan keduanya dari dada hingga raga terberai
Keluar dari rumah cintaNya...
Namun pintuNya selalu terbuka bagiku untuk kembali
Pada waktu yang tidak pernah dituntut untuk dikembalikan walau kupenuhi dengan kebohongan.
Rumah cintaMu terlalu besar untuk ku sembunyi, ketika kumerasa telah pergi ternyata masih di beranda.
Nistanya aku yang mencipta noda pada lantai yang putih, sesaknya aku oleh nafasku sendiri yang busuk.
Oh tidak, salahkan aku telah miliki jantung ini
salahkan aku telah agitasi hati ini
Tapi siapakah aku hingga berani menuntutMu?
Atau hilangkan saja aku...
S'bab hati dan jantungku tak pernah berbuat salah, berikan mereka pada yang lain...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar