Ayolah nak... lekaslah terjaga ketika genta di dinding berdentang lima kali jangan sesekali menunggu enam karena seketika pedang cahaya akan mengoyak jendela berkemaslah mandi sadarkan hati bahwa tak ada waktu lagi bersegera kenakan seragam bijak kita berangkat mengejar matahari sebelum ia meninggi aku mengejar ekornya kau mengintai mahkotanya titipkan cemasmu pada ibumu agar dirubah menjadi doa menuju siang yang penuk teka teki Ayolah nak... kunci ragumu di dalam peti warisan ayahku kenakan mantel cinta seperti yang kuberi pada ibumu aku takkan menuntut balas tapi jangan meminta tujuh s'bab aku cuma punya enam Ayolah nak... retas semangatmu tujuh kali tujuh sepanjang minggu karena yakinku t'lah kutularkan pada putihmu seperti ketika kau bayi kecil, saat kau tak berdaya seusai seloki kuman jinak dijejalkan mereka ke nadimu, tubuhmu panas seperti eraman induk ayam, matamu berkata pada mataku berharap aku berbuat banyak dan kujawab: "Ayolah nak ! bertahanlah, ini untuk menguatkanmu..., ini memang harus dilalui...inilah dunia..." Ayolah nak... ukir imajimu di langit yang biru gantungkan inginmu pada pilar cahaya karena ibumu berharap banyak, juga aku ku ingin saksikan kau sanding permata pada serambi rumah kita yang menyalanyala Ayolah nak... segera pulang ketika senja asap kuali ibumu memanggil kita... 26/11/11 |
Sabtu, 26 November 2011
Ayolah Nak...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mas ginting jago puisi ya.. :)
BalasHapusah, gak juga mas Endi, biasa aja...makasih dah berkunjung ke blog saya....
BalasHapus