Tampilkan postingan dengan label Puisi Sesal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Sesal. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2011

Untuk Suami Ibuku

Apa yang kau lakukan setelah bangun tidur di pagi hari

mandi, gosok gigi, seraya membiarkan bokongmu menyumpahi kloset

kemudian keluar bertelanjang dada sambil bersiul pongah menjumpai cermin

berlaga senyum dengan bayangmu yang letih membeo di sisi maya

sungguh rutinitas menjemukan yang biasa...



Seperempat jam kemudian,

sedikit tergopoh, kau selesaikan setelan seragam kebanggaanmu

menyetel gesper, angkat ketiak, semprat semprot

kembali jumpai cermin, senyam-senyum, narsis, gila

sungguh gaya memuakkan yang hilang ingatan...



Pulang menjelang malam

raga penat, mata ngantuk

tertidur di depan tivi

dinding menggeleng-geleng

ck..ck..ck..ck..ckk

sungguh perulangan yang menjemukan

eits...kau lupa

ada anak yang butuh bimbingan

ada kekasih yang perlu belaian

sementara kau t'lah jauh di alam mimpi



Bangun pagi,

kembali mandi,gosok gigi, lagi bokongmu menyumpahi kloset

bergegas terburu-buru

katamu waktu telah memburu

eits...

kau lupa telah seribu pagi

berulang tak berjeda





Cobalah!:

putar ulang waktumu

sejenak, ya sejenak saja

bertelanjanglah di depan cerminmu

tanpa handuk dan sehelai benangpun

bercakap-cakaplah dengan hatimu

maknai hidupmu yang seperti mesin

temukan dirimu yang :

   alpa mencium kening anak-anakmu setiap pagi

   lupa menyapa kekasih hatimu ditengah malam

   tak pernah keluar dari ruang tapa hingga hari menua





"Bangun ! Dan keluarlah ! Temukan sekelilingmu yang menantinanti...!



<hidup bukanlah sekedar perulangan...>



"Selamat Hari Ibu...."



201211

Senin, 05 Desember 2011

Tuhan Jantung Dan Hatiku Tidak Salah...

Jantung belum berhianat untuk berhenti berdegup

Walau hati sering  cemburu karenanya

Tak mudah mendamaikan keduanya; jantung masih setia, sementara hati luka menganga oleh rasa yang hilang kendali.

Terbersit untuk memisahkan keduanya dari dada hingga raga terberai

Keluar dari rumah cintaNya...

Namun pintuNya selalu terbuka bagiku untuk kembali

Pada waktu yang tidak pernah dituntut untuk dikembalikan
walau kupenuhi dengan kebohongan.

Rumah cintaMu terlalu besar untuk ku sembunyi, ketika kumerasa telah pergi ternyata masih di beranda.

Nistanya aku yang mencipta noda pada lantai yang putih, sesaknya aku oleh nafasku sendiri yang busuk. 

Oh tidak, salahkan aku telah miliki jantung ini

salahkan aku telah agitasi hati ini

Tapi siapakah aku hingga berani menuntutMu?

Atau hilangkan saja aku...

S'bab hati dan jantungku tak pernah berbuat salah, berikan mereka pada yang lain...

Pengikut

Buble